Sabtu, 08 Juni 2013

Autisme

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
·      interaksi sosial,
·      komunikasi (bahasa dan bicara),
·      perilaku-emosi,
·      pola bermain,
·      gangguan sensorik dan motorik
·      perkembangan terlambat atau tidak normal.
·      Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.

Penyebab

Banyak pakar autis yang menyebutkan penyakit ini sebagian besar terjadi karena faktor keturunan. Selain itu, faktor lainnya seperti stress, diet, infeksi, usia ibu, dan obat-obatan saat kehamilan juga dapat mempengaruhi anak. Peneliti menemukan resiko yang lebih tinggi jika ibu mengkonsumsi antidepresan selama kehamilan, terutama pada tiga bulan pertama. Ada pula yang mengatakan ibu yang merokok selama hamil pun dapat menyebabkan sang anak autis.

The National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) di Amerika Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut :

·      Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
·      Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
·      Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
·      Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
·      Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu

Simtoma klinis menurut DSM (Diagnostic And Statistical Manual) Revisi IV

A. Interaksi Sosial (minimal 2):
  1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
  2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya
  3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
  4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
B. Komunikasi Sosial (minimal 1):
  1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
  2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
  3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip
  4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social
C. Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):
  1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
  2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
  3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda
Penanganan 
·      Pilihlah sekolah yang sesuai, pendidikan tepat dapat menjadi kunci keberhasilan kualitas hidup penyandang autis.
·      Pilih juga lingkungan yang tepat, agar anak tidak di-bully
·      Terapi kuda untuk anak autis
·      Game mampu membuat anak autis lebih peka terhadap lingkungannya.
·      Memberikan pelajaran musik untuk menggugah konsentrasi anak. Anak cukup diberikan pengenalan nada saja, misalnya berbagai bentuk bunyi alat musik. Setelah itu, baru masuk ke musik yang lebih teralur seperti piano. Dengan belajar musik, anak bisa menemukan konsentrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Design by Free template